Gejala. Penyebab dan Cara Mengobati Difteri

Saat ini telah mewabah penyakit Difteri yang meresahkan masyarakat bahkan Kementerian Kesehatan menetapkan bahwa penyakit Difteri ini adalah Kejadian Luar Biasa (KBL). Hal ini tentu saja karena penyakit Difteri ini merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian. Sebenarnya apa sih penyakit Difteri ini? Bagaimana gejalanya? Bagaimana cara mengobatinya?

Difteri adalah infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Difteri merupakan penyakit yang sangat mengerikan karena pada masa lalu telah menyebabkan ribuan kematian, dan masih mewabah di daerah-daerah dunia yang belum berkembang.

Orang yang selamat dari penyakit ini menderita kelumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen pada jantung dan ginjal. Anak-anak yang berumur satu sampai sepuluh tahun sangat peka terhadap penyakit ini.

Difteri adalah infeksi bakteri yang umumnya menyerang selaput lendir pada hidung dan tenggorokan, serta terkadang dapat memengaruhi kulit. Penyakit ini sangat menular dan termasuk infeksi serius yang berpotensi mengancam jiwa.

Mengobati Difteri

Menurut data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2016 diketahui terdapat 7.097 kasus difteri yang dilaporkan di seluruh dunia. Sebanyak 7.097 kasus difteri ditahun 2016, Indonesia turut menyumbang 342 kasus.

Kementerian Kesehatan menjadikan penyakit Difteri sebagai KBL sejak tahun 2011. Pada tahun 2011 hingga 2016 tercatat ada 3.353 kasus Difteri  yang dilaporkan. Hal ini menjadikan Indonesia berada pada urutan kedua setelah India.  Tercatat dari 3.353 kasus Difteri, 110 orang dinyatakan meninggal dunia

Gejala Penyakit Difteri

Apa saja gejala dari penyakit Difteri? Gejalanya bisa berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan. Tenggorokan dan mulut adalah dua hal yang sangat menonjol jika terserang penyakit Difteri. Kemunculan penyakit Difteri umumnya memiliki masa inkubasi atau sebut saja rentang waktu sejak bakteri masuk ke tubuh sampai gejala muncul. Berkisar 2 hingga 5 hari. Gejala-gejala dari penyakit Difteri ini meliputi:

  • Terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel.
  • Radang tenggorokan yang membuat rasa sakit dan suara menajdi serak.
  • Sulit bernapas atau napas yang cepat, dan susah menelan makanan.
  • Pembengkakan kelenjar limfe pada leher.
  • Lemas dan lelah disertai perasaan tidak nyaman
  • Awalnya cair, tapi lama-kelamaan menjadi kental dan terkadang bercampur darah.
  • Demam dan menggigil.
  • Tanda-tanda shock, seperti kulit yang pucat dan dingin, berkeringat dan jantung berdebar cepat.

Terkadang penyakit Difteri juga menyerang kulit penderitanya sehingga menyebabkan luka seperti borok (ulkus). Ulkus tersebut akan sembuh dalam beberapa bulan, tapi biasanya akan meninggalkan bekas pada kulit.

Selain gejala-gejala yang disebutkan diatas, kemungkinan masih ada gejala yang tidak disebutkan. Bila Anda merasa cemas, segera periksaan diri Anda untuk memastikan kondisi kesehatan Anda.

Cara penyebaran difteri yaitu dengan melakukan penyebaran bakteri. Seperti melakukan kontak langsung dengan penderita Difteri, tanpa sengaja terkena atau menghidup cairan mulut atau hidung orang yang terinfeksi. Menyentuh benda-benda yang telah terkontaminasi dengan penderita, misalnya saja minum dari gelas yang sama, makan dari sendok yang sama, dan kontak langsung lainnya.

Penyebaran Difteri ini terjadi begitu mudah, bahkan  melalui bersin pun, hal yang tidak di sadari. Beberapa penyebaran Difteri yaitu sebagai berikut:

  1. Menggunakan barang yang sama dengan penderita Difteri, hal ini karena barang tersebut telah terkontaminasi seperti gelas, piring, sendok, handuk dan lain sebagainya yang berpotensi.
  2. Bersentuhan langsung dengan bisul akibat Difteri dikulit penderita
  3. Menghirup udara saat penderita bersin atau batuk
  4. Minum susu yang belum masuk proses pasteurisasi atau sterilisasi

Bakteri penyebab Difteri ini sangat mudah menyebar dan menginfeksi orang lain sehingga penderita biasanya diisolaso diruangan khusus. Hal ini bukan menjauhi si penderita, tapi ditujukan agar tidak banyak korban lainnya.

Penyebab Difteri

Apa penyebab penyakit Difteri ? Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae.  Penyakit ini menjadi berbahaya karena penyebaran bakteri  Corynebacterium diphtheriae  dapat terjadi dengan mudah, apalagi pada orang yang tidak mendapatkan vaksin Difteri. Ada beberapa cara penularan yang perlu diwaspadai, seperti:

  • Cara penularan Difteri yang paling umum adalah ketika menghirup percikan ludah penderita Difteri pada saay batuk atau pun bersin.
  • Barang-barang yang sudah terkontaminasi oleh bakteri, contohnya mainan atau handuk.
  • Sentuhan langsung pada luka borok (ulkus) akibat difteri di kulit penderita. Penularan ini umumnya terjadi pada penderita yang tinggal di lingkungan yang padat penduduk dan kebersihannya tidak terjaga.

Penyakit Difteri harus diwaspadai, kartena bakteri Corynebacterium diphtheriae  akan menghasilkan racun. Racun-racun yang dihasilkan akan membunuh sel-sel sehat di dalam tenggorokan, sehingga akhirnya menjadi sel mati. Sel-sel yang mati inilah yang akan membentuk membran (lapisan tipis) abu-abu pada tenggorokan. Di samping itu, racun yang dihasilkan juga berpotensi menyebar dalam aliran darah dan merusak jantung, ginjal, serta sistem saraf.

Mencegah Penyakit Difteri

Cara untuk mencegah penyakit Difteri, langkah paling efektif yang harus dilakukan  adalah dengan vaksin. Pencegahan Difteri ini tergabung dalam vaksin DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis). Vaksin ini meliputi difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk rejan yang akan diberikan sebanyak lima kali semenjadi bayi berusia 2 bulan.

Bagi anak-anak, vaksin DTP merupakan vaksin wajib bagi mereka untuk mencegah penyakit Difteri. Pemberian vaksin ini seharusnya dilakukan 5 kali pada saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, satu setengah tahun, dan lima tahun. Selanjutnya dapat diberikan booster dengan vaksin sejenis (Tdap/Td) pada usia 10 tahun dan 18 tahun. Vaksin Td dapat diulangi setiap 10 tahun untuk memberikan perlindungan yang optimal. Perlindungan ini juga termasuk untuk orang dewasa.

  1. Melakukan imunisasi dengan cara memberikan vaksin DTP untuk bayi saat berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, satu setengah tahun, dan lima tahun. Serta imunisasi dengan memberikan vaksin Td dewasa untuk usia 7 tahun ke atas.
  2. Tidak melakukan kontak langsung dengan penderita difteri. Karena cara penularan difteri sangat mudah, melalui udara jika terkena percikan ludah/droplet dan selain itu bisa ditularkan juga melalui makanan yang terkontaminasi. Jadi, hindari kontak langsung dengan penderita.
  3. Menjaga stamina tubuh dengan makan makanan yang bergizi sehingga nutrisi tubuh Anda terpenuhi dan tidak cepat terkena penyakit.
  4. Rutin berolahraga dan selalu memperhgatikan kebersihan tangan. Selalu cuci tangan sebelum makan dan selalu menjaga kesehatan diri.
  5. Menjaga kebersihan lingkungan disekitar Anda.
  6. Sebaiknya melakukan kcek kesehatan secara teratur, setiap 6 buan sekali.
  7. Bila memiliki keluhan sakit saat menelan makanan segera memriksakan diri ke unit pelayanan kesehatan terdekat.

Demikian informasi mengenai Difteri, pengertian, penyebab, cara menular dan cara mencegah Difteri. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda. Jangan lupa share artikel ini yah.

Ayu Indah Trisusilowaty

Ayu Indah akrab disapa Ayunda. Beauty Blogger & Vlogger dari Makassar dengan channel Youtubedisini. Hobi menulis dan menganggap bahwa make up is art, beauty is passion. Kunjungi Ayunda di ayuindah.com