Minum Susu ketika Sarapan Penuhi Asupan Mikronutrien Anak Indonesia
Dokterku.co.id – JAKARTA – Studi South East Asian Nutrition Surveys II (SEANUTS II) telah lama merilis temuan baru yang menunjukkan bahwa konsumsi susu pada pada waktu sarapan meningkatkan asupan mikronutrien esensial bagi anak-anak. SEANUTS II yang dirilis pada tahun 2022 ini merupakan kelanjutan dari SEANUTS I yang mana dilaksanakan pada tahun 2013 di tempat empat negara di dalam Asia Tenggara.
Isu tiga beban malnutrisi pada anak menjadi perhatian kritis FrieslandCampina, pengurus SEANUTS. Bersama akademisi serta pakar gizi di area empat negara tempat berlangsungnya penelitian, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, dan juga Vietnam, FrieslandCampina mempelajari tantangan pemenuhan gizi pada anak-anak.
“SEANUTS mempelajari tantangan pemenuhan gizi pada anak-anak yang digunakan sangat penting bagi kemampuan fisik kemudian meningkat kembang yang optimal. Pada SEANUTS II, kami mempelajari tentang kebiasaan sarapan yang mana ternyata berperan besar pada menyediakan nutrisi penting untuk pertumbuhan anak. Di Indonesia, hanya saja 32% anak berusia 2 hingga 12 tahun yang mana mengkonsumsi sarapan yang dimaksud memadai. Dengan asupan sarapan yang tersebut cukup terdiri dari menu yang digunakan beragam serta menurut temuan SEANUTS II, ditemukan bahwa konsumsi susu ketika sarapan mempunyai hubungan erat dengan peningkatan kualitas diet anak-anak. Secara umum, anak-anak yang dimaksud mengkonsumsi susu pada ketika sarapan memiliki asupan mikronutrien esensial lebih tinggi tinggi, khususnya untuk Kalsium lalu Vitamin D,” kata Peneliti Utama SEANUTS II di dalam Indonesia dan juga Guru Besar pada Fakultas Bidang Studi Kesejahteraan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K).
Berdasarkan studi SEANUTS II, anak-anak di tempat Indonesia ditemukan belum memenuhi rekomendasi permintaan rata-rata harian untuk Kalsium (78%) dan juga Vitamin D (92%), sehingga memunculkan risiko yang digunakan penting bagi peningkatan juga perkembangan mereka. Studi ini juga menyoroti pentingnya konsumsi susu pada pada waktu sarapan yang dimaksud dapat memenuhi asupan harian Vitamin D 4.4x serta Kalsium 2.6x lebih tinggi tinggi bagi anak-anak Indonesia.
Secara keseluruhan, SEANUTS II menunjukkan bahwa stunting kemudian anemia masih terjadi di tempat Asia Tenggara, teristimewa di tempat kalangan anak-anak yang dimaksud lebih lanjut muda. Namun, dalam antara anak-anak yang mana lebih tinggi tua, terdapat prevalensi yang mana lebih tinggi tinggi untuk kelebihan berat badan kemudian obesitas. Selain itu, sebanyak 27% anak-anak mengalami kekurangan Vitamin D, dengan 46% di tempat antaranya terjadi dalam kelompok usia yang digunakan lebih besar tua. ‘Tiga beban’ malnutrisi ini menyoroti perlunya intervensi gizi yang tersebut ditargetkan lalu kegiatan pendidikan. Temuan tambahan dari SEANUTS II juga menunjukkan bahwa sarapan dengan komoditas susu dapat berperan pada meningkatkan asupan mikronutrien harian anak-anak.
Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia Andrew F Saputro menjelaskan bahwa studi lanjutan dari SEANUTS II menekankan pentingnya konsumsi susu ketika sarapan. “Temuan SEANUTS II menunjukkan bahwa anak-anak yang mengkonsumsi komoditas susu ketika sarapan miliki asupan mikronutrien harian yang mana tambahan tinggi secara signifikan untuk vitamin A, B12, dan juga D, juga Kalsium, dibandingkan anak-anak yang dimaksud tidak ada mengkonsumsi susu ketika sarapan. Hal ini kemudian mengukuhkan kebaikan susu untuk membantu menghurangi beban gizi yang tersebut dihadapi anak-anak Indonesia,” jelasnya.
Produk susu bernutrisi mengandung mikronutrien yang digunakan dibutuhkan untuk perkembangan otak lalu sumber energi untuk anak-anak belajar juga beraktivitas. “Saya percaya bahwa temuan studi ini menunjukkan kesempatan susu untuk meningkatkan status gizi anak-anak Indonesia, dimulai dari rumah. SEANUTS II juga temuannya menguatkan komitmen kami yaitu nourishing Indonesia to progress, mewujudkan tujuan kami untuk menyediakan gizi tambahan baik, sehingga membantu anak-anak Indonesia merancang kekuatan untuk menang,” tambah Andrew.
SEANUTS II yang tersebut diprakarsai oleh FrieslandCampina bekerja sejenis dengan Universitas Indonesia menyoroti persoalan tiga beban malnutrisi yang digunakan dialami oleh anak-anak Indonesia, yaitu kekurangan gizi, kelebihan gizi, lalu kekurangan mikronutrien. Penelitian yang mana melibatkan 3,456 anak berusia 0,5 tahun hingga 12 tahun ini menunjukkan bahwa asupan nutrisi, khususnya vitamin D dan juga Kalsium dalam Indonesia belum mencapai target nomor yang direkomendasikan. Hasil studi ini juga diharapkan dapat memperkenalkan pentingnya diet seimbang serta gaya hidup berpartisipasi melalui kerja mirip dengan pemerintah daerah, swasta, kemudian sekolah.
SEANUTS II juga mendapati bahwa prevalensi stunting pada anak di tempat bawah usia 5 tahun di tempat wilayah Jawa-Sumatera mencapai 28,3%. Artinya, 3 dari 10 anak berperawakan pendek. Lebih jauh, adapun prevalensi anemia adalah 17,9%. Sementara itu, 16% anak usia 7–12 tahun mengalami kelebihan berat badan/obesitas.
- Tips Jaga Bidang Kesehatan Lambung ala The Changcuters pada Tengah Gaya Hidup Modern - December 27, 2024
- Dorong Perbaikan Layanan Kesejahteraan Berkualitas - December 27, 2024
- Edukasi Gizi untuk Perempuan Senjata Ampuh Lawan Stunting - December 27, 2024
- Mengerikan! Dokter Temukan 27 Lensa Kontak di dalam Mata Wanita Ini adalah - December 27, 2024
- Song Joong-Ki Menolak Tua Tampilan Bugar di dalam Usia 39 Tahun - December 27, 2024